Dara Anjani

Dara Anjani
setelah selesai nyanyi aku dan adik-adikku poto bareng pak Tarno - Gelanggang Samudera Ancol

Rabu, 16 Mei 2012

Antitusiva



a.       Fisiologi batuk
Batuk adalah reflek fisiologi yang dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Reflek tersebut terjadi lazimnya karena adaanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yang teletak dibeberapa bagian dari tenggorokan dan cabang-cabangnya. Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan menbersihakn saluran pernapasan dari zat-zat perangsang itu, sehingga merupakan suatu perlindungan tubuh.
b.      Sebab-sebab batuk
Ada yang tau sebab batuk itu kenapa ? batuk itu reflek karena radang (infeksi saluran pernapasan, alergi), sebab mekanis (debu), perubahan suhu mendadak dan rangsangan kimia. Batuk (penyakit) disebabkan oleh infeksi virus misalnya virus influenza dan bakteri. Batuk dapat pula merupakan gejala lazim pada penyakit tifus, radang paru-paru, tumor saluran pernapasan, dekompensasi jantung, asma ataupun dapat pula merupakan kebiasaan.
c.       Pengobatan
Pengobatan yang pertama pada batuk hendaknya ditunjukkan pada mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan pengobatab simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif (berdahak) dengan batuk non produktif.
Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu dan yang lainnya) dan dahak tenggorokannya. Maka pada azasnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan. Tehadap batuk demikian, digunakan obat batuk golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas.
Sedangkan batuk yang tidak produktif adalah batuk yang tidak berguna sehingga harus ditekan. Untuk menekan batuk jenis ini digunakan obat golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang bekerja sentral ataupun perifer.
Untuk batuk yang disebabkan alergi diguanakan kombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup Chlorphemin mengandung antihistaminika Promethazine dan Diphenhidramin. Kadang diperlukan ekspektoransia dan pereda bautk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi frekuensi batuk dan tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor.
d.      Penggolongan obat batuk
Obat batuk dapat dibagi menjadi dua golongan besar :
o   Zat yang bekerja sentral
Zat ini menekan rangsang batuk dipusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan (medula) dan mungkin juga bekerja di otak dengan efek menenangkan. Zat ini terbagi atas :
·         Zat-zat adiktif yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena dapat menimbulkan ketagihan, penggunannya harus hati-hati.
·         Zat-zat non adiktif yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin, Prometazin dan Diphenhidramin.
o   Zat yang bekerja perifer
Obat ini bekerja di luar SSP dan dapat di bagi atau beberapa kelompok, yaitu :
·         Emolliensia
Zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir yang teriritasi.
·         Ekspetoransia
Zat ini memperbanyak produksi dahak yang encer dan mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk.
·         Mukolitika
Zat ini bekerja mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak) dan mengeluarkannya. Zat ini efektif digunakan untuk batuk dengan dahak yang kental.
·         Zat-zat pereda
Zat ini meredakan batuk dengan cara pengahambat reseptor sensibel di saluran napas. Contohnya oksolamin dan tripepidin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar